Friendster Glitter Background

Tuesday, March 6, 2012

Takwa & Tawakal kepada Allah

Takwa dan Tawakal kepada Allah

"Hai Nabi, bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu menuruti (keinginan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui Lagi Mahabijaksana. Dan, ikutilah apa yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Bertawakkallah kepada Allah dan cukuplah Allah sebagai pemelihara." (al-Ahzab: 1-3)

Inilah permulaan surah yang membahas tentang beberapa aspek dari kehidupan bermasyarakat dan bahasan tentang akhlak dalam masyarakat Islami yang sedang lahir dan tumbuh. Permulaan ini mengungkapkan tentang tabiat sistem Islami dan kaidah-kaidah di mana ia berdiri dan terbangun dalam alam nyata dan alam nurani.

Sesungguhnya Islam itu bukan hanya himpunan dari beberapa nasihat dan wejangan, adab-adab dan akhlak, syariat dan hukum, serta norma-norma dan adat istiadat. Islam mencakup itu semua, namun semua itu bukanlah maksud hakiki dari Islam. Karena, sesungguhnya Islam itu adalah penyerahan diri. Yaitu, menyerah kepada kehendak dan qadar Allah, kesiapan untuk menaati segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, mengikuti manhaj yang telah ditetapkan-Nya tanpa menoleh sedikitpun kepada pengarahan lain atau aliran lain, dan tanpa bergantung kepada sesuatu pun melainkan kepada-Nya semata-mata.

Islam itu merupakan perasaan dan kesadaran bahwa sesungguhnya manusia itu dalam dunia ini tunduk kepada hukum Ilahi yang sama dan satu. Hukum Ilahi yang mengatur mereka semua dan mengatur bumi ini sebagaimana ia mengatur planet-planet, bintang-bintang, dan seluruh alam semesta ini. Ia mengatur seluruh alam yang ada baik yang kelihatan maupun yang tersembunyi, apa yang hadir maupun yang tidak hadir, dan apa yang diketahui oleh akal maupun yang tidak diketahuinya.

Islam adalah keyakinan bahwa manusia itu tidak berkuasa apa-apa selain mengikuti apa yang diperintahkan oleh Allah dan menahan diri dari apa yang dilarang oleh-Nya. Mereka harus mengupayakan sebab-sebab yang memungkinkan bagi mereka dan mengharap hasil-hasil yang ditentukan dalam qadar Allah. Itulah kaidah dasar dari Islam. Kemudian barulah berdiri di atasnya syariat-syariat, hukum-hukum, adat istiadat, norma-norma, adab-adab, dan akhlak. Dengan asumsi bahwa ia adalah terjemahan praktis dari tuntutan-tuntutan aqidah yang tersimpan dalam nurani, bekas-bekas dan bukti-bukti yang nyata dari penyerahan jiwa kepada Allah, dan berjalan di atas manhaj-Nya dalam kehidupan. Sesungguhnya Islam itu adalah aqidah yang darinya syariat itu muncul, dan di atas syariat ini berdiri suatu sistem. Tiga unsur ini bila terhimpun, saling terkait dan saling mempengaruhi serta saling melengkapi. Itulah yang dinamakan Islam.

Oleh karena itu, pengarahan pertama adalah pengarahan agar bertakwa kepada Allah. Arahan itu tertuju kepada Rasulullah yang merupakan pengemban dan pembawa dari syariat dan sistem-sistem itu, "Hai Nabi, bertakwalah kepada Allah…."

Jadi, takwa Allah dan perasaan terhadap pengawasan dari-Nya serta menyadari kemuliaan dan ketinggian-Nya merupakan kaidah arahan pertama. Ia merupakan penjaga yang terbangun dalam nurani untuk pelaksanaan dan pemberlakuan syariat. Di atas itulah semua beban taklif dan setiap pengarahan dalam Islam ditegakkan.

Kemudian arahan yang kedua adalah larangan bersikap patuh dan taat kepada orang-orang kafir dan orang-orang munafik, mengikuti pedoman-pedoman atau usulan-usulan mereka. Termasuk pula larangan mendengarkan pendapat-pendapat dan dorongan mereka,

"… Dan janganlah kamu menuruti (keinginan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik… ."

Janganlah seseorang tertipu dengan prestasi yang dicapai oleh orang-orang kafir dan orang-orang munafik yang tampak dalam ilmu pengetahuan, penelitian, dan pengalaman. Sebagaimana sebagian kaum muslimin terjebak pada periode-periode kelemahan dan penyimpangan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Mahabijaksana, dan Dialah yang memilih bagi orang-orang yang beriman manhaj yang sesuai dengan ilmu dan hikmah-Nya,

"…Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana." (al-Ahzab: 1)

Dan, apa yang ada pada manusia hanyalah kulit ilmu dan hanyalah sedikit.

Arahan yang ketiga adalah pengarahan langsung, "Dan, ikutilah apa yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu…."

Inilah pusat arahan di mana segala pengarahan berasal darinya. Inilah sumber hakiki yang harus diikuti. Teks ayat ini mengandung sentuhan-sentuhan yang tersembunyi dalam susunan kalimat, "Dan, ikutilah apa yang diwahyukan Tuhanmu kepadamu…."

Setelah itu ada komentar,

"…Sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (al-Ahzab: 2)

Dialah yang mewahyukan dengan penuh kearifan tentang kalian dan apa yang kalian kerjakan. Dialah yang mengetahui hakikat apa yang kalian kerjakan dan dorongan-dorongan yang keluar dari hati nurani dalam menjalani dan melaksanakan suatu perbuatan.

Pengarahan terakhir adalah,

"Bertawakkallah kepada Allah dan cukuplah Allah sebagai pemelihara." (al-Ahzab: 3)

Jangan sampai kamu terlalu pusing dan memikirkan apakah manusia itu bersama atau mereka melawanmu. Jangan tipu daya dan makar mereka terlalu memusingkan dirimu. Serahkan segala urusanmu kepada Allah. Sesungguhnya Dia pasti mengaturnya dengan ilmu-Nya, hikmah-Nya, dan kebijakan-Nya.

Jadi, mengembalikan segala urusan kepada Allah dan bertawakal kepada-Nya pada akhirnya adalah kaidah kokoh dan menenangkan di mana hati selalu merasa tenang dengannya dan berlindung kepadanya. Pada saat demikian hati menyadari betapa terbatasnya kemampuan manusia walaupun semaksimal mungkin. Maka, setelah berusaha itu, adalah langkah yang bijak sekali bila menyerahkan segala urusan kepada Pemilik dari segala urusan dan Pengaturnya, dengan penuh keyakinan dan ketenangan.

Tiga unsur ini yaitu bertakwa kepada Allah, mengikuti wahyu-Nya, dan bertawakal kepada-Nya (disertai dengan menjauhkan diri dan membedakan diri dari orang-orang kafir dan munafik) adalah faktor-faktor yang membekali para dai dan dakwah dapat dibangun di atas manhajnya yang jelas dan murni. Yaitu, dari Allah, kepada Allah, dan di atas manhaj Allah, " Dan, cukuplah Allah sebagai pemelihara."

No comments: